PAI AND CHARACTER EDUCATION IN THE MILLENNIAL ERA

Penulis

  • Irfan Maulidi Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember
  • Mislikhah Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember
  • Matkur Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

Kata Kunci:

Pendidikan Agama Islam (PAI), Pendidikan Karakter, Era Milenial

Abstrak

Abstrak: Para pelajar di Indonesia tahun belakang ini paling sering disorot media, bukan karena prestasinya namun karena banyak permasalahan terkait perbuatan amoral hingga pada tindak pidana. Tawuran, pembulian hingga pembunuhan merupakan kasus yang hari ini terjadi pada kalangan pelajar. Dalam pendidikan agama islam (PAI) tentu sudah banyak sekali penanaman nilai-nilai karakter yang diajarkan. Akan tetapi, tak jarang pula pendidik maupun peserta didik sadar dan mengimplementasikannya dengan baik. Oleh karena itu, pemerintah melalui mendikbud meresmikan penerapan pendidikan karakter di sekolah dengan memasukkannya pada kurikulum pada tanggal 02 Mei 2010 yang lalu pada acara peringatan hari pendidikan nasional.  Pendidikan karakter ini dapat menjadi solusi untuk menghadapi isu-isu strategis agar memperkecil kemungkinan berbagai permasalah dikalangan remaja tersebut tidak terulang kembali. Ini sebagai bentuk solusi yang diberikan pemerintah untuk memberikan pembinaan akhlak dan budi luhur kepada para pelajar. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang bisa menyeimbangkan antara kognitif, afektif dan psikomotorik. Praktek pendidikan di Indonesia saat ini dinilai masih belum mampu memberikan keseimbangan ketiga aspek tersebut. Pendidikan hari ini hanya menitikberatkan dalam aspek kognitif dan keterampilan namun kurang memperhatikan aspek afektifnya. Ini dibuktikan salah satunya mengenai internalisasi mata pelajaran yang berkaitan dengan penanaman akhlak serta budi pekerti, misalnya pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan yang hanya mendapatkan waktu yang lebih sedikit yaitu sekitar 2-3 jam per minggu, serta fokus guru dalam pembelajaran hanya pada hafalan (kognitif) dan tidak pada prakteknya. Untuk menghasilkan generasi milenial yang berintelektual, maka perlu untuk menanamkan pendidikan karakter sejak dini agar tidak turut terbawa arus globalisasi yang perkembangannya begitu pesat. Orientasi pendidikan pada dasarnya, tidak hanya mengacu pada transfer of knowledge (mengirimkan ilmu pengetahuan) saja melainkan juga pada transfer of value artinya adalah pembinaan nilai-nilai positif. Oleh karena itu, urgensi dalam dunia pendidikan mengenai karakter tersebut, perlu adanya pembahasan yang lebih luas dan penerapan yang lebih diperhatikan agar hal tersebut tidak hanya dijadikan wacana saja.

Abstract: In recent years, students in Indonesia have been the most highlighted by the media, not because of their achievements, but because of the many problems related to immoral acts to criminal acts. Fights, bullying and murder are cases that occur today among students. In Islamic religious education (PAI) of course there has been a lot of inculcation of character values that are taught. However, it is not uncommon for educators and students to be aware of and implement them properly. Therefore, the government, through the Minister of Education and Culture, formalized the implementation of character education in schools by including it in the curriculum on May 2, 2010, at the commemoration of National Education Day. This character education can be a solution to deal with strategic issues so as to minimize the possibility that various problems among adolescents will not recur. This is a form of solution provided by the government to provide moral and nobility coaching to students. Good education is education that can balance between cognitive, affective and psychomotor. The practice of education in Indonesia is currently considered to be unable to provide a balance of these three aspects. Today's education only focuses on cognitive aspects and skills but pays little attention to affective aspects. This is evidenced by one of them regarding the internalization of subjects related to instilling morals and character, for example religious education and civics education which only get less time, namely around 2-3 hours per week, and the teacher's focus in learning is only on rote (cognitive) and not in practice. To produce an intellectual millennial generation, it is necessary to instill character education from an early age so as not to be carried away by the currents of globalization, which is developing so rapidly. Basically, the educational orientation does not only refer to the transfer of knowledge (sending knowledge), but also to the transfer of value, which means fostering positive values. Therefore, the urgency in the world of education regarding this character requires a broader discussion and more attention to application so that this is not only used as discourse.

Unduhan

Diterbitkan

2024-04-30