ANALISIS PENOLAKAN DAKWAH SALAFI DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF SOSIAL
Kata Kunci:
Dakwah, Metode Dakwah, Radikal, Da'wah, Da'wah Methods, RadicalAbstrak
Pemikiran keagamaan dalam Islam sering kali dipengaruhi oleh perkembangan zaman, terlihat dalam perselisihan internal di kalangan umat Islam. Di Indonesia, perselisihan ini sangat nyata dengan munculnya sekte-sekte, perbedaan dalam fikih, dan madzhab-madzhab baru. Salafi, yang menekankan kembali kepada Al Quran dan Hadits serta menjauhi tahayul, bid'ah, dan khurafat, sering kali ditolak oleh masyarakat lokal yang memegang tradisi Islam yang telah berkembang di Indonesia. Penolakan terhadap ustadz Salafi sering terjadi di berbagai daerah, mencerminkan respon negatif masyarakat terhadap gerakan ini. Stigma bahwa Salafi terkait dengan radikalisme dan terorisme turut mempengaruhi pandangan masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan penelitian lapangan dan literatur review. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan peninjauan dokumen melalui Google Scholar. Teknik analisis data menggunakan metode Miles dan Huberman, mencakup reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Artikel ini bertujuan mendeskripsikan penolakan terhadap dakwah Salafi di Indonesia dari perspektif sosial, menunjukkan bagaimana stigma dan ketidakcocokan dengan budaya lokal mempengaruhi penerimaan masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan penolakan terhadap dakwah Salafi di Indonesia sering terjadi karena intoleransi terhadap gaya beribadah masyarakat Muslim Indonesia. Perbedaan pendapat yang ditonjolkan sering kali bukan hanya perbedaan teologis, tetapi juga berkaitan dengan sikap saling tidak menghargai. Intoleransi ini sangat berpengaruh dalam aspek sosial kemasyarakatan, mengganggu keharmonisan dan kerukunan antar organisasi Islam. Islam hadir sebagai rahmatan lil alamin, yang seharusnya membawa rahmat dan kedamaian bagi seluruh alam semesta.