PEMIKIRAN ETIKA IBNU BAJAH
Kata Kunci:
Ibnu Bajah, Etika Islam, Tadbīr Al-Mutawaḥḥid, Akal, Filsafat Andalusia, Kontemplasi MoralAbstrak
Makalah ini membahas pemikiran etika filsuf Muslim asal Andalusia, Ibn Bajah (w. 1138 M), dengan fokus pada karyanya Tadbīr al-Mutawaḥḥid. Dalam konteks sejarah yang ditandai oleh konflik politik dan kemerosotan moral masyarakat Andalusia, Ibn Bajah menawarkan konsep etika yang bersifat rasional, individualistis, dan kontemplatif. Ia menekankan pentingnya akal sebagai sarana untuk mencapai kesempurnaan jiwa (kamāl al-nafs) dan kebahagiaan sejati (sa‘ādah), serta memperkenalkan konsep al-mutawaḥḥid—manusia yang mengasingkan diri secara intelektual demi menjaga integritas moral dan mengembangkan akal secara maksimal. Pemikiran Ibn Bajah dipengaruhi oleh tradisi filsafat Islam Timur, terutama al-Farabi dan Ibn Sina, serta filsafat Yunani, khususnya Aristoteles. Studi ini menunjukkan bahwa gagasan Ibn Bajah masih relevan dalam konteks modern, terutama sebagai respons terhadap degradasi moral dan rasionalitas di tengah arus informasi digital dan polarisasi sosial. Dengan demikian, etika Ibn Bajah tidak hanya merupakan kontribusi penting dalam sejarah filsafat Islam, tetapi juga tawaran reflektif bagi pembangunan etika kontemporer yang mandiri dan berbasis akal sehat.