METODE PENELITIAN EMPIRIS DAN SOSIOLOGIS DALAM STUDI ISLAM

Abstrak

Studi Islam seringkali didominasi oleh pendekatan normatif-teologis, yang cenderung menghasilkan pemahaman yang kaku dan terlepas dari konteks sosial-historisnya. Sebagai respons, artikel ini mengadvokasi integrasi metode penelitian empiris dan sosiologis sebagai pendekatan komplementer untuk memperkaya wawasan. Melalui studi kepustakaan kritis terhadap literatur kontemporer, penelitian ini berargumen bahwa analisis sosiologis mampu menjembatani kesenjangan antara teks suci ideal dan realitas sosial yang hidup. Pendekatan ini memungkinkan ajaran Islam yang universal untuk dipahami secara lebih komprehensif dan kontekstual, sehingga tetap relevan dalam merespons tantangan zaman seperti globalisasi dan dinamika sosial modern. Temuan utamanya menunjukkan bahwa bukti empiris dari lapangan tidak mereduksi nilai sakral doktrin, melainkan justru memperkuat fondasi teologisnya dengan memberikan validasi kontekstual. Dengan demikian, kebenaran ajaran Islam tidak hanya diterima secara dogmatis, tetapi juga dapat diyakini melalui pembuktian rasional, yang pada akhirnya berimplikasi positif pada pendalaman dan peningkatan kualitas keimanan.

Islamic Studies are often dominated by a normative-theological approach, which tends to yield a rigid understanding detached from its socio-historical context. In response, this article advocates for the integration of empirical and sociological research methods as a complementary approach to enrich scholarly perspectives. Through a critical review of contemporary literature, this research argues that sociological analysis can bridge the gap between ideal sacred texts and lived social reality. This approach allows the universal teachings of Islam to be understood more comprehensively and contextually, ensuring their relevance in addressing modern challenges like globalization and social dynamics. The primary finding indicates that empirical evidence does not diminish the sacred value of doctrine but rather reinforces its theological foundations by providing contextual validation. Consequently, the truth of Islamic teachings is not merely accepted dogmatically but can be affirmed through rational verification, which ultimately contributes to deepening and enhancing the quality of faith.