SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DALAM ISLAM
Kata Kunci:
Ilmu Pengetahuan Islam, Peradaban, Epistemologi, Integrasi Ilmu, Bayt Al-HikmahAbstrak
Perkembangan ilmu pengetahuan dalam Islam merupakan salah satu tonggak peradaban manusia yang paling monumental dalam sejarah intelektual dunia. Sejak masa klasik Islam, terutama pada periode kekhalifahan Abbasiyah, kegiatan ilmiah mengalami kemajuan pesat yang mencakup berbagai bidang seperti filsafat, kedokteran, matematika, astronomi, kimia, hingga sastra. Semangat keilmuan tersebut berakar pada ajaran Al-Qur’an dan Hadis yang menempatkan ilmu sebagai sarana untuk mengenal Allah SWT dan memahami tanda-tanda kebesaran-Nya di alam semesta. Melalui institusi seperti Bayt al-Hikmah di Baghdad, tradisi ilmiah Islam berkembang melalui penerjemahan karya-karya Yunani, Persia, dan India, yang kemudian dikritisi, dikembangkan, serta disintesiskan menjadi kerangka pengetahuan baru yang bercorak tauhidi. Para ilmuwan Muslim seperti Al-Kindi, Al-Farabi, Ibn Sina, Al-Khawarizmi, Al-Biruni, dan Ibn Rushd berperan besar dalam membangun fondasi ilmiah yang tidak hanya memperkaya dunia Islam, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap kebangkitan ilmu pengetahuan di Eropa. Dalam konteks kontemporer, pemahaman terhadap sejarah perkembangan ilmu pengetahuan Islam menjadi penting untuk menghidupkan kembali etos ilmiah dan semangat integrasi antara sains dan nilai-nilai spiritual. Dengan demikian, studi ini tidak hanya meninjau aspek historis, tetapi juga menggali relevansi epistemologis Islam dalam menghadapi tantangan modernitas serta mendorong lahirnya paradigma keilmuan yang seimbang antara wahyu dan akal.
The development of knowledge in Islam represents one of the most monumental milestones in the intellectual history of humankind. Since the classical Islamic era—particularly during the Abbasid Caliphate—scientific activities flourished across various disciplines such as philosophy, medicine, mathematics, astronomy, chemistry, and literature. This intellectual vigor was deeply rooted in the teachings of the Qur’an and Hadith, which positioned knowledge as a means to know Allah and comprehend His signs in the universe. Through institutions such as Bayt al-Hikmah in Baghdad, the Islamic scientific tradition evolved by translating, critiquing, and expanding upon Greek, Persian, and Indian works, synthesizing them into a new epistemological framework grounded in tawhid (divine unity). Muslim scholars such as Al-Kindi, Al-Farabi, Ibn Sina, Al-Khawarizmi, Al-Biruni, and Ibn Rushd played crucial roles in shaping scientific foundations that not only enriched Islamic civilization but also contributed significantly to Europe’s intellectual awakening. In the contemporary context, understanding the historical development of Islamic science is essential for reviving the scientific ethos and fostering an integrated relationship between science and spirituality. Thus, this study not only examines historical dimensions but also explores the epistemological relevance of Islam in addressing modern challenges and nurturing a balanced paradigm between revelation and reason.




