UPAYA KYAI DALAM PEMBINAAN ETIKA BERKOMUNIKASI PADA SANTRI STUDI KASUS BLOK G2 PPTQ AL-ASY'ARIYYAH PUSAT KALIBEBER MOJOTENGAH WONOSOBO TAHUN 2023
Kata Kunci:
Etika Berkomunikasi, Kyai, Santri, Pondok PesantrenAbstrak
Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mengatahui bagaimana konsep kyai dalam berkomunikasi dengan santri di Blok G2 PPTQ Al-Asy'ariyyah Wonosobo, 2) Mengetahui bagaimana upaya kyai dalam pembinaan etika berkomunikasi pada santri di Blok G2 PPTQ Al-Asy'ariyyah Wonosobo, 3) mengetahui bagaimana faktor pendukung dan faktor penghambat yang mempengaruhi pembinaan etika berkomunikasi pada santri di Blok G2 PPTQ Al-Asy'ariyyah Wonosobo. Skripsi ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dimana jenis penelitiannya bersifat lapangan. Dimana jenis penelitian ini yaitu deskriptif. Subjek pada penelitian ini yaitu Kyai, Pengurus/Pembina, Santri Blok G2. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Kemudian sumber data diperoleh dari penelitian lapangan, penelitian kualitatif dan studi kasus. Adapun Teknik analisis yang digunakan adalah Teknik analisis data yaitu analisis terhadap data yang berhasil dikumpulkan oleh penelitian melalui perangkat metodologi. Dimana data diperoleh menggunakan proses analisis data sebagai berikut: 1). Reduksi data, 2). Penyajian data dan, 3). Kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1). konsep komunikasi antara kyai dan santri di blok G2 PPTQ Al-Asy'ariyyah Pusat memiliki sifat yang unik dan kompleks, yang mencakup transfer ilmu pengetahuan serta pembinaan moral, spiritual, dan karakter. 2). Upaya kyai dalam membina etika berkomunikasi santri dianggap efektif, didorong oleh antusiasme santri terhadap kyai dan melalui berbagai program seperti kegiatan umum, khusus, penyampaian pembelajaran, dan evaluasi. Akibatnya, karakter santri cenderung lebih terjaga tata kramanya, berbicara sopan, dan mampu menyampaikan informasi yang relevan kepada masyarakat. 3). Faktor pendukung pembinaan etika berkomunikasi meliputi semangat dan minat santri, dukungan orang tua, serta fasilitas di pondok pesantren, sementara faktor penghambatnya meliputi pergaulan di lingkungan sekolah yang beragam dan pengaruh media sosial yang memengaruhi tren perilaku.